Tentara Jepang Menyiksa Warga didepan Kantor Kecamatan Sreseh, Polisi Hanya Melihat

Photocollage 1692714490360 Copy 819x819

Ket foto; saat peragaan tentara Jepang menyiksa pribumi oleh peserta Karnafal

Sampang – Madura.MMCNews.id – Tentara Jepang menyiksa warga didepan kantor kecamatan Sreseh kab sampang sampai berdarah – darah membuat beberapa wanita histeris berteriak. Hingga akhirnya harus disiksa juga.

Ada beberapa anggota polisi menyaksikan penyiksaan itu namun tidak berbuat apa apa, mereka sibuk memberikan pengamanan serta pengawalan kepada warga yang lain.

Hal itu terjadi saat peserta Karnafal dari Dusun duk oduk desa noreh memperagakan kekejaman penjajah Jepang tempo dulu dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang ke – 78 th pada Selasa (22/08/23).

Selain itu berbagai peragaan pun ditampilkan. Mulai dari pakaian marlena, sakera, dokter, perawat juga pakaian tradisional daerah dengan nuansa kemerdekaan sebagai wujud kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) .

Panitia pelaksana HUT RI kecamatan Sreseh H. Romsah memenyampaikan bahwa lomba kreativitas seni, dan Pawai Karnaval itu bertujuan untuk mengingat para pejuang dan pahlawan yang gugur di Medan perang merebut kemerdekaan Indonesia.

“Alhamdulillah antusias masyarakat luar biasa. Mulai dari anak anak dewasa hingga orang tua ikut serta memeriahkan, ini yang saya harapkan dari masyarakat Sreseh, karena kita dulu tidak ikut berperang. ” Ucap Romse.

Selain itu ia juga mengucapkan terima kasih dengan adanya kebersamaan gotong royong sehingga bisa menyemarakan HUT kemerdekaan RI ke – 78 bisa semarak. Untuk mengingat betapa beratnya perjuangan para leluhur merebut kemerdekaan. selain itu juga untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan antar warga masyarakat. Kata dia.

Dikesempatan itu H. Romsah menegaskan, Dasar penilaian karnafal itu mengusung tema “bagaimana mengisi kemerdekaan” Yang menurutnya ada tiga juri yang didatangkan dari kota bangkalan sehingga netralitas nya terjamin.

” Tim penilai kami datangkan tiga juri dari kota bangkalan, demi menjaga netralitas dan kualitas. Insya allah penilaian juri terbaik. Jadi yang terpenting dari kegiatan ini bukan siapa yang menang. Tapi kemerdekaan kita bersama bagaimana membangun Sreseh lebih baik dalam keberagaman.” Tegasnya mengakhiri.

(Man)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *