MMC.co.id
Direktur Merah Pusaka Stratejik Indonesia (MPSI), Noor Azhari, menyesalkan aksi pengibaran bendera Bintang Bulan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di tengah situasi bencana banjir dan longsor di Aceh. Ia menilai tindakan tersebut tidak hanya bernuansa provokatif, tetapi juga menunjukkan rendahnya rasa empati pada penderitaan warga yang sedang berjuang bertahan hidup.
“Ketika rakyat sedang berduka, mengungsi, dan kehilangan harta benda, yang dibutuhkan adalah bantuan dan solidaritas. Bukan simbol politik separatis yang justru dapat memancing kegaduhan baru,” tegas Noor dalam pernyataannya, Selasa (30/12/2025).
Menurutnya, momentum bencana seharusnya menjadi ruang kemanusiaan, bukan panggung demonstrasi narsistik. Aksi pengibaran bendera GAM di lokasi bencana dinilai dapat memecah perhatian aparat dan relawan yang tengah fokus mengevakuasi warga, menyalurkan logistik, serta memastikan keselamatan masyarakat lainnya.
“Pengibaran simbol separatis di saat tangis korban belum kering jelas tidak sensitif. Itu mencederai nurani bangsa. Prioritas kita sekarang nyawa manusia, bukan kontestasi politik,” ujarnya.
Noor mendorong aparat keamanan mengambil langkah proporsional dan persuasif namun tetap tegas agar situasi tetap kondusif. Ia juga mengingatkan semua pihak untuk menahan diri dan tidak menjadikan bencana sebagai alat konsolidasi politik.
“Aceh sedang berduka, mari kita hadir sebagai bangsa yang berempati. Jangan jadikan bencana sebagai ruang provokasi. Yang dibutuhkan masyarakat adalah tenda, pangan, obat, bukan dimbol-simbol pemecah kesatuan bangsa,” ungkapnya.
Noor berpesan dalam kondisi bencana yang diutamakan seharusnya solidaritas daling membantu korban bukan hal lainnya.
“Saat ini Aceh butuh tangan-tangan yang membantu, bukan simbol yang memecah. Kemanusiaan harus lebih tinggi dari ego dan apapun”, pungkasnya.
(roni)













