Lumajang | mmc.co.id
Pemerintah Kabupaten Lumajang terus menunjukkan komitmen nyata dalam membangun ketangguhan daerah terhadap bencana. Pada Kamis (12/6/2025), Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), secara resmi meluncurkan SIPENA LUSI (Sistem Penanggulangan Bencana Inklusif Lumajang) di Gedung PKK. Program ini menjadi langkah strategis untuk menjamin keselamatan seluruh lapisan masyarakat, khususnya kelompok rentan, dalam menghadapi risiko bencana yang tinggi.
Dalam sambutannya, Bunda Indah menyampaikan bahwa Lumajang merupakan salah satu wilayah dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi di Jawa Timur. Dengan kondisi geografis yang kompleks—mulai dari keberadaan Gunung Semeru yang masih aktif, kawasan pesisir selatan yang rawan tsunami, hingga wilayah rawan longsor—maka upaya mitigasi bencana harus dirancang secara menyeluruh dan inklusif.
“Saya melarang keras penambangan di pantai selatan karena itu melawan logika keselamatan. Kita harus menghormati alam dan memahami potensi bahayanya,” tegas Bunda Indah.
Ia juga menekankan bahwa dalam kondisi darurat, penyelamatan jiwa menjadi prioritas utama, terutama bagi kelompok rentan seperti ibu-ibu, anak-anak, lansia, penyandang disabilitas, dan ibu hamil.
“Mereka harus jadi yang pertama diselamatkan, tapi juga harus dilatih untuk tangguh. Inilah makna inklusi dalam penanggulangan bencana,” ujarnya.
Kepala Pelaksana BPBD Lumajang, Patria Dwi Hastiadi, menjelaskan bahwa SIPENA LUSI disusun berdasarkan kebutuhan nyata masyarakat serta merujuk pada 14 jenis bencana yang teridentifikasi di Jawa Timur, di mana 12 di antaranya berpotensi terjadi di Lumajang. Sistem ini mengedepankan perlindungan, pelibatan, dan pemberdayaan kelompok rentan dalam seluruh siklus penanggulangan bencana, mulai dari edukasi, perencanaan evakuasi, hingga sistem peringatan dini.
“Kami pastikan tidak ada satu pun warga yang tertinggal saat bencana terjadi. Semua harus tahu perannya dan tahu jalur selamatnya,” ungkap Patria.
Peluncuran SIPENA LUSI bukan hanya sekadar peresmian sistem, tetapi juga menandai transformasi paradigma penanggulangan bencana yang lebih manusiawi, adil, dan partisipatif. Kabupaten Lumajang kini tidak hanya fokus pada respons cepat terhadap bencana, tetapi juga pada pembangunan daya tahan sosial sejak dari tingkat desa, keluarga, hingga individu.
Inisiatif ini diharapkan menjadi rujukan bagi daerah-daerah lain yang menghadapi risiko bencana serupa, serta menjadi bagian dari upaya nasional dalam membangun Indonesia yang tangguh bencana dan inklusif untuk semua.
Publisher : sin