Bogor|MMC, Jabar – Sudah 541 tahun berdirinya Pemerintahan kabupaten Bogor, tak terlepas dengan Desa Malasari, Kecamatan Nanggung. Dikesempatan kali ini Suryati yang saat ini menjabat Sekertaris Desa Malasari tidak bosan-bosannya menyampaikan keluh kesahnya terkait kurang perhatiannya Pemerintah terhadap situs sejarah dan akses jalan yang berada di wilayahnya.
Di Kecamatan Nanggung tepatnya di Desa Malasari keberadaan rumah sejarah Bupati Bogor dulunya dijadikan Pusat Pemerintahan Kabupaten Bogor yang dipimpin oleh Bupati pertama Ipik Gandamana.
“Keberadaan rumah sejarah Bupati Bogor pertama di Desa Malasari sering dikunjungi baik oleh para pejabat maupun masyarakat biasa, akan tetapi sampai saat ini sepertinya Pemerintah Kabupaten Bogor belum terketuk untuk napak tilas dan memperingati hari jadi Bogor di rumah yang penuh sejarah tersebut,” kata Suryati atau yang akrab disapa Ucu dalam keterangannya, Sabtu, (3/6/2023).
Ucu menyampaikan, berbicara sejarah Kabupaten Bogor, tentunya tidak akan terlepas dari Desa Malasari, yang memang mempunyai sejarah cikal bakal terjadinya kabupaten Bogor, Saya menduga pejabat dilingkungan Pemkab Bogor tidak mengetahui keberadaan rumah Bupati pertama itu.
“Rumah sejarah bupati pertama Bogor itu ada diwilayah desa kami, mungkin saja para pejabat yang ada di Bogor masih banyak yang belum pernah datang dan mengetahui adanya rumah sejarah tersebut,” kata dia.
Masih kata Ucu, masyarakat di Desa Malasari sebenernya menginginkan adanya napak tilas, hari jadi Bogor ini diselenggarakan oleh para pejabat daerah Kabupaten dirumah sejarah Bupati pertama, yang sampai saat ini belum pernah terjadi.
“Kami berharap para pejabat khususnya pejabat Kabupaten Bogor maupun Pemerintah Daerah, Provinsi dan Pusat dapat mengunjungi tempat rumah sejarah ini, dengan harapan para pejabat mengetahui asal muasal Kabupaten Bogor, selain itu bisa sambil melihat insfratruktur jalan yang kondisinya rusak parah,” keluhnya
Lebih lanjut Ucu membeberkan, terkait akses jalan yang menuju Desa Malasari dengan jarak puluhan kilo meter masih rusak parah, bahkan belum tersentuh oleh pembangunan daerah.
“Jalan yang sangat rusak parah dan memperihatinkan itu dari Kampung Cisangku hingga ke depan kantor Desa Malasari serta rumah sejarah, ditambah dengan tanjakan dan turunan yang sangat curam dan sering terjadi kecelakaan bahkan memakan korban jiwa,” ungkapnya. (Dery/Iwan).