Terkait Dugaan Siswa Wajib Setor Sejumlah Uang Di SMPN 2 Sreseh, Ini Pernyata’an Kepsek

Img 20220823 100456 269 Copy 1331x749 1

Foto : Kepala sekolah saat memberikan penjelasan dikantor

Sampang – MMCMadura – Diberitakan sebelumnya oleh MMC Madura pada Hari Jum’at (12/08/22), yang berjudul ”Usai Pencairan PIP, Diduga Siswa Wajib Setor Ke Sekolah 100 ribu ”.

Dalam berita tersebut menyebutkan pihak sekolah meminta kembali buku tabungannya dengan mewajibkan mengisi sejumlah uang seratus ribu rupiah yang dikeluhkan oleh salah satu wali murid.

Rosidi selaku Kepala sekolah SMPN 2 Sreseh didampingi Hayet Selaku komite sekolah Merasa perlu untuk menyampaikan kepublik permasalahan sebenarnya.

Selasa (23/08/22) bertempat Di Kantor sekolah pada media ini ia menjelaskan, Dikumpulkannya buku tabungan (BUTAB) oleh pihak sekolah dengan tujuan agar butab tidak hilang dan aman, serta untuk mempermudah pencairan berikutnya.
“Saya suruh kumpulkan kembali butab agar tidak hilang dan aman. tolong buku tabungan nya dikumpulkan lagi, supaya pencairan berikutnya tidak repot.” jelas Rosidi menceritakan kejadian yang sebenarnya.

Ia mengakui, permasalahan ini terjadi kurang komunikasi dengan wali murid dikarenakan komite diwaktu itu sakit sehingga wali murid kurang memahami.

” tidak ada pemotongan pak, malah yang menerima siswa sendiri dari bank. Pihak sekolah tidak ikut ikutan.” tegasnya.

Dibenarkan oleh Hayet selaku komite sekolah, ia dengan penuh tanggung jawab merasa perlu meluruskan masalah pemotongan sejumlah uang adalah murni suka rela yang diperuntukkan untuk memperbaiki Water Closet (WC) yang mana merasa perlu untuk diperbaiki dikarenakan Selama ini siswa disaat mau buang hajet pergi ke rumah rumah warga disekitar sekolah.

” untuk pemotongan tidak ada. ini sebuah suka rela pak. Kalau mau ngasih silahkan. Kalau tak mau nyumbang nggak apa apa pak. Wc sekolah rusak. Murid kalau mau buang hajet pergi ke rumah warga, saya dapat tegoran dari masyarakat terkait itu.” jelas Hayet.

Hayet meminta kepada wali murid untuk menyadari keadaan sekolah demi kenyamanan anak nya dalam menimba ilmu.

Selain itu Hayet meminta maaf kepada wali murid, pihaknya tidak bisa menjelaskan atas kejadian itu di karenakan ia sakit.

” saya minta maaf kepada wali murid atas kejadian ini. Waktu itu saya sakit sehingga tidak bisa memberikan penjelasan. Pada kesempatan ini sekali lagi saya selaku komite sekolah meminta kesadaran para wali murid untuk menyadari keadaan sekolah. Ini tidak memaksa se ikhlas nya saja.” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *