Rumah Dinas Guru Nyaris Jadi Rumah Hantu

Timephoto 20220911 081710 Copy 1305x979

ket foto; Rumdis guru sebelah selatan tak berpenghuni

Sampang – MMCMadura – Rumah dinas guru yang terletak di dusun betes desa labuhan kec. Sreseh kab. Sampang nyaris jadi rumah hantu. Minggu (11/09/22).

Pantauan awak media di lokasi rumah dinas itu kini kian rapuh. Tidak terawat dan tidak layak huni. Selain kumuh, juga dihiasi semak belukar. Rumput tumbuh subur. Penerangan juga tidak ada.

Informasi yang dihimpun awak media, rumah dinas itu ada dua keluarga yang menempati. Saat dikonfirmasi salah satunya, kus sapaannya mengatakan, ia beserta keluarganya kurang lebih sudah tiga tahunan menempati rumah dinas itu. Ia tidak bisa berbuat apa – apa dengan kondisi rumah yang memprihatinkan itu.

” saya sudah tiga tahunan menempati ini pak, saya ganti PLN dari Almarhum 3 juta, mau gimana lagi istri tidak mau pindah. ” ucapnya memelas.

Menurutnya, awalnya ia dipotong lima puluh ribu dari gajinya setelah enam bulan menempati ia harus rela dipotong uang sejumlah seratus lima puluh ribu, menurutnya siapa saja asal pegawai negri boleh menempati, dilihat dari kondisi bangunan tidak ada yang mau menempati. Tuturnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, bahkan ia pernah dijatuhi material yang rapuh namun tidak terjadi apa apa menimpanya.
” saya pernah dijatuhi material mas, atapnya jatuh alhamdulillah masih selamat saya.” lanjutnya.

Kus yang diketahui mengajar di sekolah Dasar Negri (SDN) Noreh 3 sebagai guru agama itu tidak banyak berharap. namun sebagai manusia normal ia punya keinginan untuk tinggal ditempat yang layak, hidup senang bersama keluarganya. Harapnya.

Sementara Holik biasa disapa, selaku koordinator wilayah (Korwil) dinas pendidikan kecamatan sreseh menjelaskan, tidak bisa memberikan penjelasan terkait rumah dinas itu. Ia mengaku juga bayar karena ia juga menempati rumdis yang ada di selatan pasar desa labuhan.

” tidak bisa komen itu aset daerah, karena memang tidak ada biaya perawatan. Mas, pemotongan ada yang bayar ke dinas ada yang dipotong langsung dari gaji.” ucapnya singkat.

Menanggapi hal itu, ali imran selaku sekertaris Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (LSM – GMBI) meminta pemerintah kabupaten sampang yang dalam hal ini bupati sampang, H. Selamet junaidi, melalui instansi terkaitnya untuk memerhatikan kondisi rumah dinas guru di wilayah Sampang khususnya di Sreseh.

“Saya minta pemkab memerhatikan keberadaan rumah dinas guru yang tersebar di wilayah Sampang khususnya di Sreseh ini, sehingga tidak ada lagi yang tidak layak huni,” kata ali di kediamannya.

Menurut ali, seorang guru sosok yang dapat membentuk jiwa dan watak peserta anak – anak bangsa. Yang membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.

” guru ya harus diperhatikan kesejahteraannya, selain bertugas mendidik, guru diharapkan membanguun dirinya dan membangun bangsa dan Negara. Tugas guru sangat berat. Sekali lagi saya minta kepada H. Idi untuk memerhatikan dengan serius masalah ini. ” tuturnya.

Selain itu pihaknya akan mengirimi surat secara ke lembagaan kepada pemerintah kab. Sampang. Ia mengaku selain rumah dinas perlu juga disampaikan permasalahan terkait dana desa, ia memperhatikan desa – desa di kecamatan sreseh dinilai tidak ada kemajuan,

bangunan bangunan yang di anggarkan dari dana desa hampir seluruhnya berumur satu sampai tiga tahun mengalami kerusakan yang sangat parah.

” saya bersama teman teman nanti akan kirim surat ke bupati, selain itu akan saya kirim terkait bangunan yang dianggarkan. dari dana desa, yang sudah hancur parah saat bangunan berumur satu sampai tiga tahun.” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *