Ket Foto; Pekerja tanpa alat K3 bekerja di ketinggian sebalah barat bangunan MTsN 2 Sampang
Sampang – Madura. MMCNews.id – Para pekerja proyek pembangunan Di Madrasah Tsanawaiyah Negeri (MTsN) 2 Sampang Tepatnya di Desa Noreh Kec. Sreseh Kab. Sampang keselamatannya Diduga tergadaikan.
Pasalnya, Terlihat dilokasi para pekerja bergelantungan bekerja di ketinggian yang diduga tidak dilengkapi dengan adanya alat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan apabila jatuh bisa mengakibatkan kematian.
Ironisnya hal itu tanpa adanya teguran dari pihak pengawas yang mana Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat mengurangi probabilitas kecelakaan kerja akibat kelalaian yang mengakibatkan demotivasi dan dan defisiensi produktivitas kerja.
Beberapa kali media mempublikasi terkait hal itu namun tak diindahkan oleh pihak kontraktor dan diduga ada pembiaran oleh konsultan pengawas.
Sementara itu Direktur CV Ridho Karya, Selaku pelaksana proyek mengatakan, disampaikan oleh Jay, pihaknya ngotot selalu dipakai alat K3 nya meskipun nampak jelas para pekerja tidak memakainya.
” Sudah ada semua dipakek, itu ada yang makek.” Kata Jay Jum’at (22/09/23).
Dikatakannya, pembangunan yang kontraknya masih satu bulan lagi itu sudah dilaksanakan delapan puluh persen yang terlihat sudah mulai pengecatan menggunakan merk cat Propan serta terlihat menggunakan semen Tiga Roda.
” Semen ada dua jenis semen. Gresik dan Tiga roda, dan terkait Spek bukan ranah kami, PPK yang punya wewenang. Pembangunan ini sudah 80℅ dan masa kontrak satu bulan lagi.” Kata dia.
Sementara itu Bu Is panggilannya selaku PPK yang nomer telfonnya didapat dari Jay, saat dihubungi melalui call aplikasi whatsaap tidak aktif. Sampai saat berita ini dinaikkan Belum ada tanggapan dari PPK.
Sementara itu Huzeiri anggota Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (PEKAT-IB) menilai proyek yang nilai anggrannya sangat fantastis itu banyak kejanggalan ia memastikan akan berkirim surat nanti setelah Proyek diserah terimakan.
“Selama ini saya fokus ambil foto dulu buat bukti, nanti kalau sudah selesai serah Terima. Saya buat laporan ke BPKP Jatim atau ke KPK RI. kanal C saya sudah ambil fotonya sepertinya tidak punya standart nasional. Ketebalannya juga dipertanuakan” Kata Huzairi.
Di kesempatan itu Huzairi meminta PPK serta Pengawas jangan main mata yang ia ibaratkan dengan istilah kata madura.
” Ja’ dek eddha’ bettes PPK, Pengawas dan Pelaksana, yang artinya jangan bersandiwara.” Katanya mengakhiri.
Bersambung…
(Man)