Bogor | MMC,Jabar – Kepala Puskesmas Jasinga dr Noor Alya menyebut program sosialisasi rembuk stunting sudah terencana sedemikian rupa di tahun 2022 yang akan terus dilakukan di setiap desa.
“Dalam rangka memerangi stunting atau kasus gizi buruk serta untuk memberikan pemahaman tentang stunting kepada masyarakat,” sebut Alya kepada wartawan di acara rembuk stunting yang digelar Homestay Desa, Kamis (14/7/2022).
Terkait program stunting, kata Alya,
harus menerapkan Seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang dimana, seorang ibu hamil dari usia nol kandungan sampai dengan usia 2 tahun itu akan sangat berpengaruh pada janin dan asupan gizi saat hamil.
“Kami dari Puskesmas menghimbau agar kita bersama sama mencegah stunting dan saya berharap khususnya ibu hamil untuk selalu memperhatikan asupan gizi saat mengandung dan menjaga lingkungan di sekitar dengan baik,” kata dia.
Ia menambahkan, kegiatan stunting yang sudah terencana di tahun ini melalui mekanisme musyawarah tentang penanganan sekaligus juga intervensi stunting baik itu yang menjadi locus stunting ataupun tidak dan data sudah ada
di kami.
“Data stunting itu sekitar 26 dan itu pun sudah kami tangani secara langsung dengan adanya indikasi stunting tersebut,” ucap Alya.
Menurut Alya, untuk penanganan sendiri paling tidak kami validasi data terlebih dahulu dan kami akan melakukan penimbangan ulang, pengukuran tinggi badan ataupun panjang badan. Karena dikhawatirkan ada kendala dengan alat atau teknik yang salah, maka dari itu kami selalu melakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan agar penanganan stunting ini berjalan lancar.