Ket foto; para pengungsi saat dipendopo kab Sampang
SAMPANG- Madura.mmcnews.id -sebanyak 265 pengungsi Syiah yang tinggal di rusunawa Puspa Agro, Desa Jemundo, Kecamatan Taman kec sisoarjo akhirnya dipulangkan ke kampung halaman Sampang Madura. Pada kamis (04/05/23).
265 orang dari 62 keluarga yang mengungsi sejak tahun 2013 lalu itu dijemput langsung oleh jajaran pejabat pemerintah Kabupaten Sampang.
Bupati Sampang, H. Slamet Junaidi mengatakan, para penyintas penganut syiah telah dibaiat dan kembali pada ajaran Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) yang dilakukan tokoh ulama.
Disebutkan, ada 265 orang dari 62 Kartu Keluarga (KK) warga penyintas pada konflik sosial dan ajaran yang diduga menyimpang dapat dipulangkan pada tahap 2 ke rumah masing-masing di Kabupaten Sampang.
Para penyintas warga yang dipulangkan, berasal dari dua Desa dan Kecamatan. Yakni, warga Desa Bluuruan, Karang Penang, dan Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben setempat.
“Proses dan upaya menyelesaikan konflik dan memulangkan saudara kita yang mengungsi di Rusunawa Jemundo, melibatkan banyak pihak agar mereka benar-benar berjalan dengan baik,” ujarnya.
Aba Idi yang biasa disapa mengakui, bahwa membantu penyintas warga penganut Syiah berdasarkan konsep bagaimana memanusiakan manusia dan mereka dapat beraktivitas serta berbaur dengan masyarakat di lingkungan sekitar.
“Upaya kami, selalu menjalin komunikasi dengan para tokoh, ulama, dan unsur lain demi menyelesaikan konflik sosial yang terjadi sejak 11 tahun silam. Alhamdulillah, masalah sosial dapat kami selesaikan dengan baik hingga warga penyintas bisa pulang ke rumah,” lanjutnya.
Pihaknya mengajak para warga penyintas aliran syiah yang telah kembali pada ajaran Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) atau sunni, dapat beradaptasi dan menjalin hubungan dengan cara saling komunikasi yang bersama warga sekitar.
“Kami juga mengharap supaya Kepala Desa, masyarakat, dan petugas saling menjaga, menciptakan suasana sosial, terjalin dengan baik, damai, serta harmonis antar sesama,” ucapnya.
Sementara itu tokoh eks pengungsi Syiah Tajul Muluk alias Ali Murtadho mengaku, selama 10 tahun terakhir, para eks pengungsi Syiah bekerja sebagai kuli kelapa hingga memiliki usaha mandiri di sekitaran pengungsian.
“Kesehariannya ya sebagian ada yang kuli kelapa, jualan sate, pangkas rambut dan sebagian membuka usaha mandiri. Apapun dilakukan untuk menyambung hidup,” ucap Tajul.
Menurut tajul lima keluarga masih ada di rusunawa tidak bisa dipulangkan dikarenakan masalah administrasi,
“5 kepala keluarga di Rusunawa Puspa Agro Jemundo Taman Sidoarjo belum bisa dipulangkan, karena masih terkendala administrasi,” pungkasnya. .