Miris! Ibu Hamil Meninggal Saat Perjalanan Rujukan ke RSUD, Diduga Akibat Keterlambatan Penanganan dan Kelalaian

  • Bagikan

Lumajang | mmc.co.id

Kabar duka menyelimuti warga Kaliboto Lor, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang. Seorang ibu hamil bernama Anik meninggal dunia dalam perjalanan saat perjalanan rujukan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Haryoto Lumajang. Peristiwa ini diduga akibat keterlambatan penanganan medis dan tidak tersedianya sopir ambulans di Puskesmas Jatiroto saat dibutuhkan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Anik mendatangi Puskesmas Jatiroto pada Sabtu, 12 April 2025, sekitar pukul 06.00 WIB dalam kondisi gawat darurat. Namun, baru sekitar pukul 08.00 WIB, pasien dirujuk ke RSUD Haryoto.

Kepala Puskesmas Jatiroto, Tanti Umiyati, saat dikonfirmasi mengenai keterlambatan tersebut, memberikan penjelasan yang mengejutkan. Ia mengaku bahwa sopir ambulans tidak berada di lokasi saat dibutuhkan.

Kepala Puskesmas Jatiroto

“Sopir ambulans standby di rumah, jadi agak sulit dihubungi. Kami tidak tahu apakah sedang tidur atau pergi tanpa membawa ponsel,” ujar Tanti.

Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan serius terkait standar operasional dan kesiapsiagaan Puskesmas dalam menangani kondisi darurat.

Lebih lanjut, Tanti menjelaskan bahwa pasien dirujuk ke RSUD Haryoto karena tidak memiliki BPJS Kesehatan dan menginginkan layanan persalinan gratis. “Untuk layanan gratis hanya tersedia di puskesmas dan rumah sakit pemerintah,” jelasnya.

Ironisnya, dalam proses rujukan tersebut, Anik hanya didampingi oleh dua bidan junior yang belum berpengalaman. Padahal, menurut keterangan Tanti sendiri, pasien memiliki riwayat sesak napas dan penyakit jantung—kondisi yang jelas membutuhkan pendampingan tenaga medis yang kompeten.

Seorang narasumber yang memahami situasi ini, namun enggan disebutkan namanya, menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya, pasien dengan kondisi sesak napas dan riwayat penyakit jantung seharusnya mendapat prioritas penanganan. “Keterlambatan dan kurangnya tenaga medis berpengalaman dapat berdampak fatal,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris DPD GMAS (Gerakan Masyarakat Adil Sejahtera) Lumajang, Romli, menyatakan keprihatinan mendalam atas insiden ini. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan mengawal kasus ini dan mendorong adanya investigasi menyeluruh terhadap dugaan kelalaian yang terjadi.

“Kami sangat prihatin. Ini tragedi yang seharusnya tidak terjadi jika Puskesmas memiliki SOP yang jelas dan petugas yang siaga, apalagi dalam kondisi kegawatdaruratan. Setiap menit sangat krusial,” tegas Romli.

Kasus ini memicu sorotan tajam dari masyarakat dan memperkuat desakan agar dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pelayanan kesehatan, khususnya di fasilitas tingkat pertama seperti puskesmas.

(Bersambung…)

(sin)

Penulis: sinEditor: Biro
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *