Akibat dari pekerjaan proyek tersebut, infrastruktur jalan rabat beton yang merupakan sarana jalan penunjang pertanian di persawahan mengalami kerusakan akibat dilalui oleh kendaraan pengangkut material. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan bagi masyarakat sekitar yang bergantung pada infrastruktur tersebut.

Romli selaku SekjenLSM GMAS Lumajang membantah apa yang di sampaikan oleh Joko, yang mengatakan bahwa penggunaan takaran yang tepat adalah hal yang mutlak dalam pembangunan konstruksi, dan tidak bisa digantikan dengan hafalan.
“Penggunaan takaran yang tepat sangat penting untuk memastikan kualitas bangunan. Jika tidak menggunakan takaran, dikhawatirkan akan terjadi kekurangan atau kelebihan bahan, yang dapat mempengaruhi kekuatan dan ketahanan jembatan,” ujarnya.
Romli, juga menyatakan keprihatinannya. Menurutnya, masalah ini menunjukkan ketidakpedulian terhadap standar keselamatan dan kualitas dalam pembangunan infrastruktur yang harusnya diutamakan demi kepentingan masyarakat.
Kasus ini menjadi sorotan dan menimbulkan kekhawatiran masyarakat terhadap kualitas pembangunan jembatan.
Pihak terkait diharapkan untuk segera melakukan investigasi menyeluruh terhadap pelaksanaan proyek ini guna memastikan kepatuhan terhadap peraturan serta memastikan kualitas jembatan yang aman dan tahan lama untuk kepentingan semua pihak. Bersambung…
(tim)













