Proyek 5,1 Miliar SDA Jatim Diduga Tak Sesuai Prosedur, Plengsengan Ambrol Dalam Hitungan Minggu

  • Bagikan

Lumajang | MMC.co.id

Proyek Pemeliharaan Jaringan Irigasi D.I Tekung di Kabupaten Lumajang senilai Rp 5.136.873.577,00 yang bersumber dari APBD Tahun Anggaran 2025 dan dikerjakan oleh CV. Bumi Lestarindo kini menjadi sorotan. Pasalnya, selain sebagian plengsengan sudah ambrol di beberapa titik, papan nama proyek tidak mencantumkan konsultan pelaksana, serta terungkap bahwa pekerjaan tidak dilakukan langsung oleh pemenang kontrak.

 

Proyek ini berada di bawah Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur, melalui Unit Pelaksana Teknis Wilayah Sungai Bondoyudo Baru di Lumajang.

 

Berdasarkan hasil penelusuran media di lapangan, diketahui bahwa pekerjaan proyek tersebut tidak dilaksanakan langsung oleh CV. Bumi Lestarindo.

“Yang ngerjakan memang Arif sama CV Bumi Lestarindo (kerja sama), masalah pengawas ada pak, karena sering sama saya kok,” ujar Nanang Mak Rais, yang mengaku sebagai pelaksana lapangan.

 

Namun demikian, nama pengawas maupun konsultan pelaksana tidak tercantum di papan informasi proyek, yang seharusnya wajib ditampilkan sebagai bentuk transparansi publik sesuai Peraturan Menteri PUPR Nomor 8 Tahun 2023 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.

Dari pantauan langsung di lokasi, tampak sejumlah titik plengsengan ambrol dan retak, padahal proyek ini tergolong baru selesai dikerjakan.

Menanggapi hal itu, Nanang menjelaskan bahwa penyebab kerusakan tersebut karena “pengerukan terlalu dalam”.

Pihak PU SDA Provinsi Jawa Timur, melalui pesan singkat Windari, menyatakan bahwa telah memerintahkan pihak pelaksana untuk segera memperbaiki.

“Kemarin sudah saya perintahkan untuk diperbaiki karena masih dalam masa pemeliharaan. Nanti saya minta direksi saya cek lapangan apakah sudah ditindaklanjuti,” tulis Windari.

 

Sementara itu, Kepala UPT SDA Wilayah Sungai Bondoyudo Baru di Lumajang yang dimintai tanggapan oleh awak media tidak memberikan jawaban alias diam seribu bahasa.

 

Seorang ahli konstruksi pasangan batu untuk plengsengan yang enggan disebut namanya, menyebut bahwa ambrolnya dinding irigasi dalam waktu singkat menandakan adanya kesalahan teknis serius.

Menurutnya, ambrolnya pasangan batu seperti itu bisa disebabkan oleh:

  1. Kedalaman galian pondasi yang tidak sesuai perhitungan teknis.
  2. Kurangnya urugan dan pemadatan tanah di belakang pasangan batu.
  3. Minimnya drainase vertikal (lubang rembesan) sehingga tekanan air dari dalam tanah menekan pasangan batu.
    Editor: Biro
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *