Salah satu warga mempertanyakan material batu yang di gunakan dalam pembangunan tersebut karena ada dua jenis batu, yaitu batu kali dan batu gunung.
“Ya memang waktunya terlalu molor jauh itu mas dari papan informasi proyeknya, seharusnya sudah ada pengecekan dari dinas. Selain itu yang perlu di pertanyakan adalah batu yang di gunakan kenapa ada 2 jenis batu, yaitu batu kali dan batu gunung. Apakah memang RAB nya memang seperti itu?” Kata warga, Sabtu, (23/12/2023).
Terpisah Sukawan Edy Darsono S.H. Selaku ketua Pijar Nusa Bangsa kabupaten Lamongan meminta pihak dinas terkait untuk segera memeriksa pembangunan tersebut, dan apabila perlu akan bersurat ke BPKP Jawa Timur.
“Pembangunan yang molor selama 2 bulan dari perencanaan perlu di cek oleh berbagai pihak, khususnya dinas terkait karena 2 bulan itu bukan waktu yang sebentar. Selain itu material yang digunakan dalam pembangunan menggunakan 2 batu yang berbeda, yakni batu kali dan batu gunung, juga perlu di cek RAB nya, karena setahu saya dalam pembangunan sangat jarang sekali ditemukan ada dua material batu yang digunakan.” katanya.
“Jika proyek dikerjakan tidak sesuai perencanaan awal, pasti ada muncul kerugian negara. Bila perlu kita dari Lembaga Pijar Nusa Bangsa akan melayangkan surat ke BPKP Jawa Timur agar segera turun bersama untuk chek and richek,” pungkasnya. Rabu (3/1/2024).
Sementara itu, Kepala Desa Sumberbendo Jumali saat dihubungi media melalui selulernya hingga berita ini terunggah belum memberikan tanggapan apa – apa. Selain itu dari media ini juga sudah datang ke kantor desa beberapa kali namun tidak pernah bertemu.(Danu/Yon).