“Simulasi surveinya tidak hanya dilakukan terhadap paslon Thoriq – Fika dan Indah – Yudha). Di situ ada Sudi (Ketua DPC PPP, Red), Idris Marzuqi (Ketua DPC Partai Demokrat, Red), Agus Yudha, Yudha. Kemudian mengerucut kepada dua bakal calon ini setelah ditetapkan sebagai pasangan bakal calon. Tidak mungkin kita mempublis yang lain. Terkecuali sebelum ditetapkan sebagai pasangan bakal calon kami publish semuanya,” ujarnya, Jum’at (23/8/2024).
Kemudian yang kedua, kata Baihaqi, kalau memang ada survei pasangan Indah-Yudha lebih unggul dari pasangan Thoriq – Fika silahkan dipublis. “Ada gak survei yang menyatakan paslon Indah-Yudha mengungguli paslon Thoriq-Fika? Kalau ada silahkan publis”, tukasnya.
Bagaimana jika survei yang dilakukan internal paslon bupati – wakil bupati tertentu hasilnya diklaim menang tapi tidak publikasikan?
“Mas, kalau seperti itu bukan survei independen namanya. Kalau survei independen hasilnya dipublis. Kalau ARCI jelas lembaga survei independen dan tidak ada keterkaitan dengan kedua pasolon. Kalau memang berani ada hasil survei selain ARCI, silakan hasilnya dipublis. Kalau saya berani mempublis karena ARCI independen,” pungkasnya.
“Perlu diketahui, saya juga konsultan politik dan paham kalau internal paslon merasa kalah surveinya biasanya tidak akan dipublis ke publik. Lembaga surveinya mengakui kekalahannya, sehingga tidak akan dipublis”, tukasnya.
Perlu diketahui, ARCI merupakan salah satu dari 83 lembaga survei di Indonesia. “83 se Indonesia. Salah satunya adalah ARCI,” imbuh Baihaki.
(sin)