Bogor|MMC, Jabar – Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor terkesan tutup mata terhadap sekolah dasar negeri (SDN) Cikopomayak 02, Desa Neglasari, Kecamatan Jasinga.
Sekolah Dasar yang terletak diwilayah perbatasan Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Lebak ini luput dari perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.
Seperti pantauan wartawan seusai acara Musrenbangdes Desa Neglasari pada Jumat (02/09/2022) menjadi potret ketimpangan pembangunan pendidikan, lantaran kondisi atap bangunan gedung sekolah itu tampak rapuh, bocor, kumuh dan tinggal menanti keruntuhannya.
Perlu diketahui, SDN Cikopomayak 02 yang terletak di Kampung Roke, Desa Neglasari, adalah satu-satunya sekolah dasar di desa tersebut, sudah lebih dari 15 tahun belum juga ada perawatan ataupun pembangunan.
Hal tersebut dibenarkan Staf
Kasie Pendidikan dan Kesehatan Kecamatan Jasinga, M.Toha yang menyatakan bahwa, kondisi sekolah tersebut diakuinya memang sudah 80 persen tidak layak. Dimana kondisi ketidak layaknya itu didominasi dari bagian atap yang rapuh lantaran bangunan yang menggunakan kayu tersebut sudah belasan tahun.
“Kami dari Seksi Pendidikan dan Kesehatan Kecamatan sudah melakukan monitoring keseluruhan sekolah dasar yang kurang lebih ada 61 sekolah dasar yang berada di wilayah Kecamatan Jasinga,” kata M. Toha kepada wartawan di lokasi.
“Adapun untuk bangunan SDN Cikopomayak 02, kita sudah antisipasi pada kegiatan Musrenbangdes 2022 kemarin, dan kita sudah usulkan di skala prioritas, bahkan kami dengan Kasi Pendidikan dan Kesehatan sudah datang langsung ke dinas pendidikan khususnya kebagian
Sarana Prasarana (Sapras) bahwasanya kita sudah sampaikan untuk kondisi bangunan tersebut secara lengkap dengan administrasi dan dokumentasinya,” sambungnya.
Lebih lanjut, data SDN Cikopomayak 02 diakui Toha sudah masuk dalam daftar usulan di Pemerintahan Kabupaten Bogor.
“Untuk data di Dinas Pendidikan memang sudah ada, dan kita sudah lihat dan sudah ada dalam daftar lisnya untuk usulan pembangunan. Dan kita berharap segera terlaksana untuk pembangunan atau rehab gedungnya,” terang M. Toha yang pernah menjabat Sekretaris Desa Barengkok ini.
Ditempat yang sama, Guru SDN Cikopomayak 02 Abiyudin mengatakan untuk kondisi bangunan itu sendiri telah didirikan sekitar tahun 2005, namun dari tahun 2005 hingga saat ini belum ada perhatian terkait rehab atau perbaikan gedung sekolah tersebut.
“Dimana kayu-kayu bagian atap banyak yang sudah tidak menempel pada penyangga karena sudah termakan oleh usia sehingga sudah sangat rapuh,” kata Abiyudin.
Sementara itu, lanjut Abiyudin, pihak Disdik sudah pernah ada mengecek lokasi tersebut pada bulan Febuari 2022, dan datang kembali memantau selepas habis lebaran. Namun sampai dengan saat ini kepastian akan harapan direhab atau dibangun kembali masih menjadi mimpi yang harus dinanti.
“Terkait pengusulan, pihak sekolah mengakui sudah kerap berulang kali mengajukan usulan rehab bangun. Entah itu melalui UPT ataupun langsung ke Dinas Kabupaten,” ungkapnya.
Diketahui, sekolah tersebut terdapat sebanyak 204 siswa belajar yang harus mengisi ruang kelas yang rusak, dimana ada 3 ruang belajar, 1 ruang kantor, dan ruang dapur.
Hingga berita ini dimuat pihak Dinas Pendidikan belum memberikan keterangan.